ATMOSFER BUMI
Atmosfer penting bagi kehidupan di bumi karena tanpa
atosfer, manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat hidup. Atmosfer juga
bertindak sebagai pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat
pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari.
Sangat beruntung bahwa atmosfer menyebabkan hambatan pada benda yang bergerak
melaluinta sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas
dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi. Atmosfer bersifat dapat dimampatkan
(compressible) sehingga lapisan
atmosfer bawah lebih rapat daripada lapisan di atasnya, akibatnya tekanan udara
berkurang sesuai dengan ketinggian. Massa total atmosfer sekitar 56 x 1014
ton, setengah dari massanya kira-kira teletak di bawah 6.000 meter dan lebih
dari 99% terletak di dalam lapisan 35.000 meter dari permukaan bumi.
Lapisan Atmosfer Bumi |
Revolusi
industry dan revolusi pembangunan pada hakikatnya bertujuan meningkatkan
kualitas hidup manusia, tetapi pada kenyataannya dapat menurunkan kualitas
lingkungan, misalnya meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) yang pada
gilirannya dpat meningkatkan suhu atmosfer permukaan bumi. Salah satu gas rumah
kaca adalah karbondioksida (CO2) yang transparan terhadap radiasi
gelombang pendek matahari tetapi menyerap radiasi gelombang panjang bumi.
Sumber ketakutan manusia sekarang disebabkan oleh terus meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca sejak revolusi industry.
AWAL EVOLUSI ATMOSFER
Menurut
ahli geologi, pada mulanya atmosfer bumi mengandung CO2
(karbondioksida) berkadar tinggi sehingga karena efek rumah kaca, maka
temperature permukaan bumi juga tinggi. Pada waktu itu oksigen (O2)
belum terbentuk sehingga belum ada lapisan ozon (ozonosfer) di stratosfer.
Karena itu sinar ultraviolet dari matahari tidak mengalami atenuasi (absorpsi,
refleksi dan difusi) dan sampai pada permukaan bumi dengan intensitas radiasi
yang sangat kuat. Kondisi semcam ini tidak memungkinkan adanya kehidupan pada
permukaan bumi, kecuali mungkin ada kehidupan pada perairan yang dalam sehingga
terlindung dari sinar UV (Ultraviolet) dari matahari.
Sekitar
3,5 milyar tahun yang lalu mulai adanya evolusi makhluk hidup yang berklorofil
yang memungkinkan proses fotosintesis. Evolusi ini berlanjut terus sehingga prpses
fotosintesis semakin efisien. Karena fotosintesis memerluka karbondiokda maka
kadar karbon di atmosfer menjadi berkurang dan sebaliknya kadar oksigen lambat
laun bertambah. Melalui proses fotokimia dan energy matahari (terutama panjang
gelombang pendek), maka ternbentuk lapisan ozon (O3) di stratosfer.
Lapisan ozon dapat menahan atau menyerap gelombang pendek dari radiasi matahari
(terutama UV) yang berenergi tinggi. Kondisi semacam ini menyebabkan
temperature permukaan bumi turun, dan memungkinkan makhluk hidup berevolusi ke
daratan.
Tetapi
evolusi tidak berjalan linier, ada beberapa episode kepunahan masal, misalnya
pada 240 juta tahun yang lalu kepunahan masal menghilangkan organisme laut
sekitar 77 sampai 96%, juga pada 60 juta tahun yang lalu terjadi kepunahan
masal.
Ada dua
teori sebab kepunahan masal. Pertama ialah
tabrakan bumi dengan sebuah benda langit dan kedua ialah kegiatan vulkanik yang dasyat. Kedua teori ini
menganggap terjadi debu yang menghalangi sinar matahari sehingga proses fotosintesis
terhenti untuk waktu yang lama, selain itu kebakaran besar-besaran juga
mengakibatkan hujan asam yang dasyat. Akibatnya terjadi kepunahan masal,
termasuk jenis dinosaurus.
Kepunahan
besar ini mengakibatkan hilangnya dominasi hewan melata (reptilia) sehingga
memberika kesempatan pada hewan menyusui untuk berkembang yang pada akhirnya
melahirkan manusia. Dari segi teori evolusi maka tanpa kepunahan masal, manusia
mungkin belum ada di bumi. Meskipun teori evolusi telah banyak diterima secara
luas baik dikalangan ilmiah maupun awam, namun dari segi agama banyak pula yang
masih mempertanyakan kebenarannya.
Manusia
terbentuk oleh lingkungan dan membentuk lingkungan baru. Dengan adanya umpan
balik antara makhluk hidup dan lingkungan maka kondisi lingkungan terjaga agar
tetap sesuai dengan kehidupan. Pertanyannya adalah apakah lingkungan itu akan
tetap sesuai bagi manusia pada khususnya? Fakta menunjukka telah banyak terjadi
kepunahan jenis makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan
lingkungan. Dari segi ekologi, tidak ada alas an manusia tidak dapat punh,
apalagi manusia lebih peka dibandingkan tumbuhan, jasad renik dan hewan yang
merupakan mata rantai dalam arus energy dari matahari. tumbuhan, jasad renik,
dan hewan dapat hidup tanpa manusia, tetapi manusia tak dapat hidup tanpa
tumbuhan. Karena itu kita sebaiknya bersikap bijaksana dan rendah hati terhadap
makhluk-makhluk lain dan senantiasa menjaga kelestarian lingkungan.
Aktifitas
industry seyogyanya memperhatikan dampak yang ditimbulkannya baik terhadap
lingkungan maupun terhadap perubahan iklim. Ini disebabkan tidak adanya jaminan
manusia tidak akan punah. Pembangunan industry berwawasan lingkungan dan
terlanjutkan berusaha memenuhi kebutuhan tetapi lingkungan tetap terjaga
kelestariannya sehingga dapat menopang kehidupan kita yang semakin baik, dan
memberi kesempatan hidup pada makhluk-makhluk lain.
Hujan
asam adalah perkara lingkungan yang rumit. Sejak tahun 1950, perkara hujan asam
menjadi menarik perhatian ketika terjadi asidifikasi (pengasaman) danau
Scandinavia dan Kanada. Hujan asam adalah istilah yang lebih popular daripada
deposisi basah senyawa Sulfur dan Nitrogen. Pengasaman terutama disebabkan oleh
3 jenis polutan, yaitu :
a)
Sulfurdioksida (SO2) dari
pembakaran minyak bumi dan batubara, dan proses industry.
b)
Nitrogendioksia (NO2) dari
proses semua pembakaran.
c)
Amonia (NH3) terutama dari
peternakan.
Sumber
pelenyap senyawa sulfur adalah melalui tetes hujan di dalam awan (rainout) dan melalui pencucian hujan di
luar awan (washout). Pelenyapan
melaui tetes hujan yaitu proses di dalam awan dengan Aerosol Higroskopis dari
senyawa Sulfur bertindak sebagai inti kondensasi, dan melalui mekanisme
tangkapan dan penggabungan kemudian menjadi tetes hujan yang jatuh ke permukaan
tanah. Pelenyapan melalui pencucian hujan adalah proses penangkapan partikel
Aerosol oleh tetes air hujan yang jatuh, meliputi proses yang terjadi di bawah
awan.