LUMPUR LAPINDO BRANTAS
Semburan Lumpur Lapindo |
What (apa)fenomena
apa yang terjadi ?
Fenomena semburan Lumpur panas (mud fow)
Where (dimana).
Dimana lokasi fenomena tersebut berada ?
Lokasi
Fenomena semburan Lumpur panas lapindo secara geografi terletak di di Desa
Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo Tak jauh dari lokasi semburan
terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan
Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api lintas
timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi,Indonesia Jawa Timur. Letak
astronomis antara111o 30' - 112o 35 BT dan 6o 40' - 7o 18' LS.
When (kapan).
Kapan terjadinya terjadinya peristiwa ini?
Peristiwa
ini terjadi 27 Mei 2006
Why (mengapa).
Mengapa fenomena Lumpur lapindo terjadi ?
Setidaknya ada 2 aspek yang
menyebabkan terjadinya semburan lumpur panas tersebut.
Pertama, adalah aspek teknis. Pada awal
tragedi, Lapindo bersembunyi di balik gempa tektonik Yogyakarta yang terjadi
pada hari yang sama. Hal ini didukung pendapat yang menyatakan bahwa pemicu
semburan lumpur (liquefaction) adalah gempa (sudden cyclic shock)
Yogya yang mengakibatkan kerusakan sedimen.7 Namun, hal itu dibantah oleh para
ahli, bahwa gempa di Yogyakarta yang terjadi karena pergeseran Sesar Opak tidak
berhubungan dengan Surabaya.8 Argumen liquefaction lemah karena
biasanya terjadi pada lapisan dangkal, yakni pada sedimen yang ada
pasir-lempung, bukan pada kedalaman 2.000-6.000 kaki.9 Lagipula, dengan merujuk
gempa di California (1989) yang berkekuatan 6.9 Mw, dengan radius terjauh
likuifaksi terjadi pada jarak 110 km dari episenter gempa, maka karena gempa
Yogya lebih kecil yaitu 6.3 Mw seharusnya radius terjauh likuifaksi kurang dari
110 Km.10 Akhirnya, kesalahan prosedural yang mengemuka, seperti dugaan lubang
galian belum sempat disumbat dengan cairan beton sebagai sampul. Diakui bahwa
semburan gas Lapindo disebabkan pecahnya formasi sumur pengeboran.12 Sesuai
dengan desain awalnya, Lapindo harus sudah memasang casing 30
inchi pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195
kaki, casing (liner) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-3/8
inchi pada 3580 kaki.13 Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman
3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka belum memasang casing 9-5/8
inci. Akhirnya, sumur menembus satu zona bertekanan tinggi yang
menyebabkan kick, yaitu masuknya fluida formasi tersebut ke dalam
sumur. Sesuai dengan prosedur standar, operasi pemboran dihentikan,
perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup &
segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan
tujuan mematikan kick. Namun, dari informasi di lapangan, BOP telah
pecah sebelum terjadi semburan lumpur. Jika hal itu benar maka telah terjadi
kesalahan teknis dalam pengeboran yang berarti pula telah terjadi kesalahan
pada prosedur operasional
Kedua, aspek ekonomis. Lapindo Brantas
Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang
ditunjuk BP-MIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi. Saat
ini Lapindo memiliki 50% participating interest di wilayah
Blok Brantas, Jawa Timur. Dalam kasus semburan lumpur
panas ini, Lapindo diduga “sengaja menghemat” biaya operasional dengan tidak
memasang casing. Jika dilihat dari perspektif ekonomi, keputusan
pemasangan casing berdampak pada besarnya biaya yang
dikeluarkan Lapindo. Medco, sebagai salah satu pemegang saham wilayah Blok
Brantas, dalam surat bernomor MGT-088/JKT/06, telah memperingatkan Lapindo
untuk memasang casing (selubung bor) sesuai dengan standar
operasional pengeboran minyak dan gas. Namun, entah mengapa Lapindo sengaja
tidak memasang casing, sehingga pada saat terjadi underground
blow out, lumpur yang ada di perut bumi menyembur keluar tanpa
kendali.
Who (
Siapa) siapa yang bertanggung jawab terhadap peristiwa ini, siapa yang menjadi
korban .
Yang
bertanggung jawab terhadap peristiwa ini adalah PT Lapindo Brantas sebagai
perusahaan yang melakukan kegiatan pengeboran minyak secara tidak tepat.
Yang
menjadi korban dalam fenomena ini adalah penduduk yang berada di daerah sekitar
lokasi semburan, antara lain penduduk Ds.Renokenongo pada khususnya dan rakyat
jawa timur pada umumnya yang memanfaatkan akses jalan Tol maupun transportasi
kereta api yang terkena dampak semburan Lumpur Lapindo.
How (Bagaimana)
Bagaimanakah cara menanggulangi fenomena semburan Lumpur lapindo ini ?
Ada
pihak-pihak yang mengatakan luapan lumpur ini bisa dihentikan, dengan beberapa
skenario dibawah ini, namun asumsi luapan bisa dihentikan sampai tahun 2009
tidak berhasil sama sekali, yang mengartikan luapan ini adalah fenomena alam.
Skenario pertama,
menghentikan luapan lumpur dengan menggunakansnubbing unit pada
sumur Banjar Panji-1. Snubbing unit adalah suatu sistem peralatan
bertenaga hidrolik yang umumnya digunakan untuk pekerjaan well-intervention & workover (melakukan
suatu pekerjaan ke dalam sumur yang sudah ada). Snubbing unit ini
digunakan untuk mencapai rangkaian mata bor seberat 25 ton dan panjang 400
meter yang tertinggal pada pemboran awal. Diharapkan bila mata bor tersebut
ditemukan maka ia dapat didorong masuk ke dasar sumur (9297 kaki) dan kemudian
sumur ditutup dengan menyuntikan semen dan lumpur berat. Akan tetapi skenario
ini gagal total. Rangkaian mata bor tersebut berhasil ditemukan di kedalaman
2991 kaki tetapi snubbing unit gagal mendorongnya ke dalam
dasar sumur.
Skenario kedua dilakukan
dengan cara melakukan pengeboran miring (sidetracking) menghindari mata
bor yang tertinggal tersebut. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rig milik
PT Pertamina (persero). Skenario kedua ini juga gagal karena telah ditemukan
terjadinya kerusakan selubung di beberapa kedalaman antara 1.060-1.500 kaki,
serta terjadinya pergerakan lateral di lokasi pemboran BJP-1. Kondisi itu
mempersulit pelaksanaan sidetracking. Selain itu muncul
gelembung-gelembung gas bumi di lokasi pemboran yang dikhawatirkan membahayakan
keselamatan pekerja, ketinggian tanggul di sekitar lokasi pemboran telah lebih
dari 15 meter dari permukaan tanah sehingga tidak layak untuk ditinggikan lagi.
Karena itu, Lapindo Brantas melaksanakan penutupan secara permanen sumur BJP-1.
Skenario ketiga,
pada tahap ini, pemadaman lumpur dilakukan dengan terlebih dulu membuat tiga
sumur baru (relief well). Tiga lokasi tersebut antara lain: Pertama,
sekitar 500 meter barat daya Sumur Banjar Panji-1. Kedua, sekitar 500 meter
barat barat laut sumur Banjar Panji 1. Ketiga, sekitar utara timur laut dari
Sumur Banjar Panji-1