GEOGRAFI
PLANET BUMI
A.
PENGERTIAN BUMI
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup
beserta isinya. Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua
di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira
dua ratus juta tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu
Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah
dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India,
Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini
kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas
beberapa lapisan bumi. Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda,
mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan
sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata
surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama
ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak
mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena
itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata
surya kita.
Sampai sekarang, baru bumi yang ditemukan sebagai penopang
kehidupan manusia. Bumi adalah planet ketiga setelah merkurius dan venus dalam tata
surya model heliosentris. Sangat disayangkan, akhir-akhir ini bumi mengalami
pemanasan global akibat gas-gas terutama karbondioksida yang bertindak sebagai
gas rumah kaca, dan akibat penipisan lapisan ozon oleh gas buang industry,
terutama CFC. Ozon adalah lapisan atmosfer pada ketinggian antara 20 dan 30 km
dari permukaan laut sebagai lapisan pelindung kehidupan di permukaan bumi,
karena lapisan ini menyerap radiasi matahari berenergi tinggi seperti radiasi
ultra violet. Jika tidak ada aksi pada pemanasan global, maka bumi kita sebagai
“kapal angkasa yang nyaman” akan menjadi “rumah yang panas”.
B. BENTUK
DAN UKURAN BUMI
di pandang dari angkasa,
bumi bercahaya seperti batu menyala-nyala dalam tata surya. Sejak zaman
Phythagoras(500 sebelum Masehi), bentuk umum bumi dikenal bulat. Claudius
Ptolemy mengumpulkan daftar pengamatan ekstensif yang menunjukkan bahwa bumi
berbentuk bola. Christopher Columbus (1451-1506) mengetahui bahwa bumi adalah
bulat dan ia berpikir dapat menemukan jalan pintas ke Hindia dengan berlayar ke
barat. Tetapi dengan memakai nilai-nilai Ptolemy untuk bulatan bumi, Columbus
mendapatkan pelayarannya jauh lebih panjang daripada yang ia perkirakan. Karena
nilai yang diperoleh Ptolemy lebih kecil daripada nilai-nilai aktual. Bumi tidak tepat berbentuk bola, tetapi
berbentuk dempak dengan jari-jari kutub 21,5 km lebih pendek dari jari-jari
ekuator. Tonjolan ekuatorial membuat diameter ekuator 12.757 km, sehingga
diameter melalui kutub sekitar 12.714 km. Luas permukaan bumi = 510 juta km2, dan volumenya 1,08
x 1012 km3.
C. ROTASI
DAN REVOLUSI BUMI
Bumi berotasi mengelilingi sumbu
imaginernya dengan periode 23 jam 56 menit, dan berotasi dari barat ke timur.
Akibatnya benda-benda langit tampak melakukan peredaran semu harian dari timur ke
barat. Peristiwa ini serupa dengan perjalanan kereta api dari barat ke timur,
yang menyebabkan penumpang seolah-olah melihat pepohonan bergerak dari timur ke
barat. Rotasi bumi juga mengakibatkan angina dibelokkan ke kanan di belahan
bumi utara (BBU) dank e kiri di belahan bumi selatan (BBS).
Bumi juga melakukan revolusi
mengelilingi matahari dengan periode 365,3 ahri. Pada tanggal 21 Maret dan 23
September, keduudkan matahari tepat di ekuator, disebut ekinoks. Jadi, selama
periode revolusi (1 tahun) terjadi 2 kali ekinoks. Keyika ekinoks,
tempat-tempat di muka bumi mengalami siang dan malam yang sama, yaitu 12 jam.
Pada tanggal 22 Juni dan 22 Desember, kedudukan matahari berada paling jauh
dari ekuator, disebut solstis.
Pada tanggal 22 Juni, matahari berada pada garis
23 1/20U, disebut garis balik utara, sedangkan pada tanggal 22
Desember, matahari berada pada garis lintang 23 1/20S, disebut garis
balik selatan. Pada waktu solstis, lamanya siang dan malam di tempat-tempat di
muka bumi tidak sama, kecuali di ekuator.